Skip to main content

Jatuh Bangun Film Horor Indonesia

 Penulis : Ezra Axel

Suzana, aktris film horor Indonesia

Horor merupakan salah satu genre yang berkembang di dunia perfilman. Genre horror merupakan salah satu dari beberapa genre film yang masuk dalam kategori genre induk primer. Oleh sebab itu horror merupakan salah satu genre pokok yang telah ada dan berkembang sejak awal perkembangan sinema era 1900-an hingga 1930-an. Pada dasarnya film horror bertujuan untuk memberikan efer rasa takut, kejutan, serta terror bagi para penontonnya. Menurut kritikus film Amerika, Charles Derry, film horror dibagi dalam tiga sub-genre, yaitu horror of personality (horror psikologis), horror of Armagedon (horror bencana), dan horror of the demonic (horror hantu). Perkembangan film horor di Indonesia pasca kemerdekaan 1950-an dan seterusnya walaupun dari segi ide dan gagasan tidak terpengaruh oleh pemikiran bangsa lain, namun ide dan gagasan yang berkembang kebanyakan tetap terpengaruh pada tema-tema siluman. Pengaruh tersebut bisa dilihat tema-tema film horor yang diproduksi tahun 1970-an, 1980-an, 1990-an, bahkan sampai tahun 2000-an.

                Masa-masa keemasan genre film horor di Indonesia adalah tahun 1980-an dan 2000-an. Tahun-tahun ini menjadi masa keemasan film horor dikarenakan banyaknya produksi jumlah dan peminat genre film ini. Buktinya, pada tahun 1980-an produksi film horor mencapai 78 film. Produksi film berlanjut pada tahun-tahun selanjutnya sehingga membuat banyak pilihan para penonton. Dalam hal ini tentunya selain genre film horor, juga terdapat genre-genre yang lainnya. Dengan banyaknya pilihan film yang ditawarkan menjadikan penonton cerdas di dalam memilih film yang baik, menghibur dan berguna buat mereka. Namun pada masa ini, banyaknya film yang muncul tidak ditunjang oleh kualitas film itu sendiri. Muncullah persoalan lain baru dimana Cinemascope atau yang sekarang dikenal dengan 21 Cineplex, hanya memutar film-film produksi Hollywood. Sedangkan film lokal, diputar di bioskop kecil atau pinggiran. Monopoli jaringan bioskop 21 Cineplex ini, membuat bioskop-bioskop pinggiran gulung tikar. Hingga pada tahun 90-an, produksi film dalam negeri pun menurun drastis. Monopoli ini malah membuat film horor makin berani untuk bersaing mendapatkan penonton dengan menawarkan bumbu sensualitas pada film yang diproduksi. Kemudian peristiwa yang menambah keterpurukan dunia film Indonesia adalah peristiwa 1998 yang mengakibatkan krisis ekonomi dan berdampak peningkatan biaya produksi film. Akibatnya perfilman di Indonesia seakan-akan mati suri.

Ilustrasi rumah berhantu

                Di Indonesia,  baik genre horor maupun genre-genre yang lainnya setelah mengalami mati suri pada akhir 1990-an kembali lagi menghiasi layar bioskop pasca 1998. Jalangkung merupakan film horor pertama yang diproduksi setelah masa produksi film Indonesia yang rendah pada tahun 1990-an.  film Jelangkung  tercatat meraup penonton 748.003 orang di Jabotabek saja, sejak Oktober 2001 hingga Januari 2002. Data di atas menunjukkan bahwa film Jalangkung merupakan transisi positif setalah masa-masa sulit ke masa kejayaan dan sangat diminati oleh masyarakat di Indonesia.

                Setelah film Jalangkung dan mendapat perhatian positif oleh masyarakat, genre film horor kembali menghiasi perfilman di Indonesia. Berbagai tema film horor diperkenalkan oleh para pembuat film. Namun sebenarnya, variasi tema dalam film-film kontemporer terbatas pada unsur-unsur sebagai berikut. Pertama, asal-muasal cerita film yang berasal dari cerita-cerita yang beredar di masyarakat perkotaan.  Kedua, karena mengangkat legenda-legenda perkotaan, maka tidak mengherankan bahwa sebagian besar setting film terjadi diperkotaan, dengan sebagian besar karakter utama adalah anak-anak muda yang hidup di kota.

                Pengaruh penjajahan Belanda dan Jepang menjadikan sejarah perkembangan film di Indonesia sangatlah panjang. Kedua negara tersebut sedikit banyak mempengaruhi pola berpikir masyarakat Indonesia mengenai fungsi media film. Sebagai contoh, kedatangan Jepang dengan membawa film-film propagandanya mempengaruhi pola berfikir masyarakat akan fungsi film. Perkembangan sejarah film di Indonesia tidak lepas dari genre film horor. Genre horor sudah mempunyai tempat di hati masyarakat Indonesia semanjak kedatangan film di negeri ini, bahkan di dunia. Hal ini tidak dapat dipungkiri dengan latar-belakang budaya masyarakat Indonesia yang sangat dekat dengan mistis. Oleh sebab itu, genre film horor selalu mewarnai perkembangan sejarah perfilman di Indonesia pada setiap tahunnya. Bahkan genre ini pernah mencapai masa kejayaan pada dekade 1980-an dan 2000-an. Masa kejayaan ini ditandai dengan beberapa penghargaan yang didapatkan melalui genre ini. Semoga dunia perfilman Indonesia bisa terus menghasilkan film-film yang berkualitas hasil karya anak bangsa untuk mengharumkan nama Indonesia di dunia perfilman internasional.

 

Daftar Pustaka

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/2237/5484

https://www.academia.edu/4028225/SEJARAH_GENRE_FILM_HOROR_DI_INDONESIA_Masa_Keemasan_Genre_Film_Horor_Dekade_1980-an_dan_2000-an_Diajukan_oleh




Comments